BAB I
Pendahuluan
Metabolisme
adalah istilah yang mencakup semua proses kimia yang terjadi di dalam sel atau
tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup mendapatkan energi yang berguna secara
biologis dari makanan merupakan fungsi utama semua jenis hewan. Fungsi tersebut
dicapai dengan aktivitas sejumlah besar katalis biologis yang disebut enzim,
yang mengerjakan urutan reaksi kimia dimana dihasilkan adeno triposphat, ATP
dan senyawa-senyawa kaya energi lainnya.
Metabolisme dalam
tubuh makhuk hidup dibedakan menjadi 2, yaitu :
-
Anabolisme adalah reaksi penyusunan
molekul sederhana menjadi molekul yang lebih komplek dengan memerlukan energi.
Anabolisme merupakan reaksi penyimpanan energi dalam bentuk energi kimia
sebagai energi cadangan bagi tubuh. Contoh reaksi anabolisme meliputi :
fotosintesis, kemosintesis, sintesis protein, glukoneogenesis, glikogenesis
dll.
-
Katabolisme adalah reaksi yang sifatnya
memecah ikatan kimia yang komplek menjadi ikatan yang lebih sederhana dengan
melepaskan energi. Katabolisme merupakan reaksi yang membebaskan energi ATP dan
panas. Reaksi ini berlangsung enzimatis. Contoh reaksi katabolisme meliputi : respirasi aerob, respirsi anaerob
(fermentasi), glikolisis, lipolisis, proteolisis, glikogenolisis .
Reaksi anabolisme
dan katabolisme sangat berkaitan dengan energi. Pada reaksi anabolisme terjadi
penyimpanan energi, sedangkan pada reaksi katabolisme terjadi pembebasan
energi. Pada peristiwa ini dikenal istilah khusus, yaitu eksergonik dan endergonik.
Reaksi eksergonik adalah reaksi yang menghasilkan atau membebaskan energi.
Reaksi endergonik adalah reaksi yang memerlukan energi dalam bentuk panas.
Reaksi semacam ini disebut teaksi endoterm. Energi untuk gerak berupa
molekul berenergi tinggi, yang disebut molekul ATP. Molekul tersebut berasal
dari penggabungan glukosa melalui reaksi kimia yang panjag dan kompleks.
Glukosa sendiri dikenal sebagai sumber energi yang mengandung energi ikatan
kimia dan berasal dari proses transformasi energi matahari.
Transformasi energi dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
Pertama,
energi matahari yang ditangkap oleh klorofil pada tumbuhan hijau diubah menjadi
energi kimiawi melalui proses fotosintesis. Energi kimiawi digunakan untuk
sintesis karbohidrat dan molekul kompleks lainnya dari CO2 dan H2O.
Energi radiasi matahari yang berbentuk energi kinetik diubah menjadi bentuk
energi potensial. Energi kimiawi disimpan dalam molekul karbohidrat dan bahan
makanan lainnya sebagai energi ikatan yang menghubungkan atom-atom bakunya.
Kedua, energi
kimiawi dari karbohidrat dan molekul-molekul lain diubah menjadi energi dari
ikatan fosfat yang kaya energi melalui respirasi sel. Transformasi energi
berlangsung dalam mitokondria.
Ketiga,
energi terlepas bila energi kimiawi dari ikatan fosfat digunakan oleh sel untuk
melakukan kegiatan, seperti kerja mekanik kontraksi otot, kerja listrik
meneruskan impuls saraf, dan kerja kimiawi serta mensintesis molekul-molekul
untuk pertumbuhan. Jika transformasi ini berlangsung, akhirnya energi mengalir
ke sekelilingnya dan hilang sebagai panas.
Reaksi kimiawi
dalam sel-sel tubuh tidak terhitung banyaknya. Dapat dikatakan bahwa apa pun
wujud kegiatan biologik yang kita saksikan, baik yang dikenal sebagai
pertumbuhan, perkembangan, perkembangbiakan, sekresi, ekskresi, dan sebagainya,
sernuanya dengan proses kimia yang ribuan banyaknya. Istilah metabolisme
berkaitan dengan totalitas proses kimia dalam tubuh organisme. Peta metabolisme
adalah suatu bentuk ilustrasi organisasi metabolisme, yang menyangkut
unsur-unsur proses metabolisme, kedudukannya satu dengan yang lain, juga
unsur-unsur yang berproses serta perannya, dan faktor luar yang berpengaruh.
BAB II
Pembahasan
A. Anabolisme Karbohidrat
Anabolisme adalah suatu peristiwa
perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme
adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi,
misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
Anabolisme meliputi tiga tahapan
dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan
nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam
nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat
('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani
σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi.Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar(misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat.
Secara biokimia,
karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus
hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa
yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula
karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang
disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak
karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai
menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Karbohidrat
adalah kelompok besar senyawa yang umumnya disebut gula, pati, dan selulosa
(yang semuanya adalah gula atau polimer gula). Umumnya gula merupakan sumber
penyimpanan energi. Dengan memecah gula turun menjadi karbon dioksida dan air,
organisme hidup dapat melepaskan energi yang terkunci di dalamnya digunakan
untuk kebutuhan energi.
Satu diantara
tiga makanan pokok kita adalah karbohidrat. Karbohidrat dihasilkan oleh
tumbuhan berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Manusia dan hewan
memperoleh karbohidrat dari bagian-bagian tertentu tumbuhan. Kita memperoleh
karbohidrat dari nasi, roti, tapioka, dan sebagainya.
B. Pembentukan Karbohidrat Melalui Fotosintesis
Fotosintesis
adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan
air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Robert Meyer
(1845) mengemukakan bahwa fotosintesis merupakan proses biokimia yang sangat
penting karena selama proses tersebut energi radiasi dikonversi menjadi energi
kimia yang bermanfaat bagi proses kehidupan.
Proses fotosintesis = proses anabolisme
karbohidrat
Tumbuhan
mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-sel yang mengandung klorofil
(zat hijau daun). Dalam
fotosintesis, energi cahaya matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi
energi kimia yang disimpan dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik
lainnya. Di dalam tumbuhan karbohidrat diubah menjadi protein, lemak, vitamin,
atau senyawa yang lain. Senyawa-senyawa organik ini selain dimanfaatkan oleh
tumbuhan itu sendiri, juga dimanfaatkan oleh manusia dan hewan herbivora
sebagai bahan makanan. Fotosintesis
melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks.
Secara sederhana, reaksi kimia yang
terjadi pada proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari
reaksi di atas, dapat diketahui syarat-syarat agar berlangsung proses
fotosintesis, yaitu sebagai berikut.
1. Karbon dioksida (CO2),
diambil oleh tumbuhan dari udara bebas melalui stomata (mulut daun).
2. Air, diambil dari dalam tanah oleh
akar dan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xilem).
3. Cahaya matahari.
4. Klorofil (zat hijau daun), sebagai
penerima energi dari cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis.
Glukosa
diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem.Hasil fotosintesis ini
digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kebutuhan
glukosa sudah cukup, maka kelebihan glukosa yang ada akan diubah menjadi
karbohidrat dan disimpan sebagai cadangan makanan di dalam akar, batang, buah,
atau biji. Dalam akar misalnya kentang, dalam batang misalnya tebu, dalam buah
seperti durian, rambutan, dan pepaya, dalam biji misalnya kacang hijau.
Tempat
Terjadinya Fotosintesis :
Proses fotosintesis terjadi di daun
yang berwarna hijau karena mengandung klorofil yang dapat menyerap sinar
matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah yang dilindungi lapisan
epidermis yang mempunyai lapisan lilin.
Fungsi lapisan lilin mencegah
penguapan air (transpirasi) yang berlebihan. Lapisan epidermis tersusun atas
sel-sel epidermis, di antara sel-selnya terdapat stomata. Fungsi stomata adalah
untuk pertukaran CO2 dan O2 dalam proses fotosintesis dan
respirasi.
Di antara epidermis bawah dan atas
terdapat jaringan palisade. Sel-selnya mengandung kloroplas yang berfungsi
menyerap cahaya matahari untuk digunakan sebagai tenaga dalam proses
fotosintesis. Di dalam kloroplas inilah proses fotosintesis terjadi. Dalam
kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fotosintesis :
Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor
internal maupun faktor
eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut
:
Faktor internal
1.
Klorofil,
semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung
semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah yang
ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna.
2.
Enzim, berfungsi sebagai
biokatalisator.
Faktor
eksternal
1. Konsentrasi karbon dioksida (CO2)
di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara, maka laju
fotosintesis semakin meningkat.
2. Cahaya, intensitas cahaya yang cukup
diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien.
3. Air, ketersediaan air mempengaruhi
laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku dalam proses ini.
4. Suhu, umumnya semakin tinggi
suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian juga sebaliknya. Namun bila
suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena enzimenzim yang berperan
dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan menghendaki suhu optimum
(tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar fotosintesis berjalan secara
efisien.
Reaksi Terang - Gelap Fotosintesis
F.
F. Blackman, mengadakan percobaan dengan melakukan
penyinaran secara terus-menerus pada tumbuhan Elodea Sejenis tanaman hias hidrofit
-
Ternyata, ada saat dimana laju fotosintesis
tidak meningkat sejalan dengan meningkat nya penyinaran.
-
Akhirnya, Blackman menarik kesimpulan bahwa
paling tidak ada dua proses berlainan yang terlibat dalam fotosintesis
-
Ada reaksi yang memerlukan cahaya dan ada reaksi
yang tidak memerlukan cahaya.
-
Baru kemudian hari muncul Reaksi terang dan
Reaksi gelap fotosintesis
-
Yang terakhir meskipun
dinamai reaksi gelap, namun dapat berlangsung terus saat keadaan
terang.
-
Teori ini diperkuat
dengan mengulangi percobaan pada temperatur yang agak lebih tinggi. Seperti
diketahui, kebanyakan reaksi kimia berjalan lebih cepat pada suhu lebih tinggi (sampai
suhu tertentu). Pada suhu 35°C, laju fotosintesis tidak menurun sampai ada
intensitas cahaya yang lebih tinggi.
-
Hal ini menunjukkan
bahwa reaksi gelap kini berjalan lebih cepat.
-
Faktor bahwa pada
intensitas cahaya yang rendah laju fotosintesis itu tidak lebih besar pada 35°C
dibandingkan pada 20°C juga menunjang gagasan bahwa yang menjadi pembatas pada
proses ini adalah reaksi terang.
-
Reaksi terang ini
tidak tergantung pada suhu, tetapi hanya tergantung pada intensitas
penyinaran.
-
Laju fotosintesis
yang meningkat dengan naiknya suhu tidak terjadi jika suplai CO2
terbatas.
Jadi,
konsentrasi CO2 harus ditambahkan sebagai faktor ketiga yang mengatur laju
fotosintesis itu berlangsung.
Jadi, secara umum fotosintesis
terbagi menjadi dua tahap reaksi:
1.Reaksi Terang, yang membutuhkan
cahaya
2.Reaksi Gelap, yang tidak
membutuhkan cahaya
a. Reaksi Terang
-
Reaksi yang
merupakan tahapan awal dari system fotosintesis
-
Reaksi ini
memerlukan bahan utama molekul air (H2O)
-
Reaksi sangat bergantung kepada ketersediaan
energi dari foton / sinar matahari.
-
Proses diawali
dengan penangkapan foton oleh pigmen fotosintetik chlorofil sebagai antena /
akseptor cahaya.
-
Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik
adalah sinar merah dan ungu
-
Pigmen klorofil
menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu (400-450 nanometer) dan
merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).
-
Untuk cahaya hijau
(550 nm) akan dipantulkan oleh daun dan ditangkap oleh mata kita sehingga
menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
-
Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang
tertentu.
-
Hal ini karena
panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.
-
Di dalam daun,
cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpul kan pada
pusat-pusat reaksi
-
Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein
dari membran tilakoid berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang
disebut fotosistem
Fotosistem
( Photosystem)
-
Ada dua jenis
pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi
-
Pusat reaksi yang
sekaligus sebagai akseptor foton itu disebut fotosistem
-
Fotosistem yang ada
kemudian dikenal dengan fotosistem II dan fotosistem I.
-
Fotosistem I dan II ini mempunyai katakter bisa
sebagai sistem pembawa elektron terdapat perangkat komplek protein
pembentuk ATP berupa enzim ATP sintase.dan sistem reseptor cahaya (antena)
penangkap cahaya / foton
-
Fotosistem I antenanya mampu menangkap cahaya
dengan panjang gelombang 700 nano meter dan PS. II antenanya mampu
menangkap cahaya dengan panjang gelombang 680 nano meter ( baik foton dengan
panjang gelombang 700 maupun 680 nm' keduanya merupakan sinar merah)
Fotosistem 1
-
Fotosistem I mampu menangkap dengan baik
foton dengan panjang gelombang 700 nanometer yang
kemudian disebut P = 700 ( P= Photosistem), tidak terlibat pada proses
pelepasan O2.
-
Fotosistem-I
merupakan suatu partikel yang disusun sekitar 200 molekul Klorofil-a, 50
molekul Klorofil-b, 50-200 karotenoid, dan 1 molekul penerima energi matahari
yang disebut dengan P700.
-
Energi matahari
(foton) yang ditangkap oleh pigmen, dipindahkan melalui beberapa molekul
pigmen, yang akhirnya diterima oleh P700
-
Fotosistem I ini
menghasilkan ATP saja
Fotosistem II
-
Fotosistem II
terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680
nanometer, yang kemudian dikenal dengan P 680
-
Kedua fotosistem
ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam
senter yang bekerja saling memperkuat pencahayaan
-
Fotosintesis
dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II(P.680)
-
Fotosistem II
melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron.
-
Energi dari
elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP ,
satuan pertukaran energi dalam sel.
-
Reaksi ini
menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus
segera diganti.
-
Pada tumbuhan dan
alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air
yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.
-
Hasil ionisasi air
ini adalah elektron dan oksigen.
-
Oksigen dari proses
fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida
-
Pada saat yang sama
dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH
Jadi
Kesimpulan yang didapat dari data
-
Photosistem I (P 700) menhasilkan ATP ,
Photosistem 1 ini bersifat siklik
-
Phoyosistem II (P 680) menghasilkan Oksigen dan
NADPH2 , non sikllik
-
Reaksi
terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen
dan ATP dari ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ion H + menjadi NADPH2.
maka dua sumber energi ini kemudian di transfer ke reaksi lainnya yaitu proses
kelanjutan reaksi gelap atau Cyclus Calvin Benson
-
Jadi ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan
digunakan sebagai energi dalam reaksi gelap di stroma kloroplast
-
Perlu diketahui pusat Reaksi terang pada
kloroplast ini terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari
pelipatan membran dalam kloroplas.
-
Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana (lihat gambar chloroplast)
Fotofosforilasi Siklik
-
Reaksi
fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem,
yaitu fotosistem I. yang bisa menangkap foton 700 nm (P 700)
-
Dalam
fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan
berakhir di fotosistem I , namun ada elektron yang terlontar mendukung
Potosistem 2
-
Fotofosforilasi
siklik ini menghasilkan ATP
-
Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh
matahari menyentuh daun , foton ini membuat klorofil pada perangkat
fotosistem I teraktivasi sehingga terbentuk elektron-elektron di P700 ,
elektron terus terbentuk dan menjadi terakumulasi . karena rangsangan dari luar
-
elektron yang terbentuk itu kemudian keluar atau
tereksitasi menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor
elektron.
-
Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor
elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan
fungsinya.
-
Selama perpindahan elektron dari akseptor satu
ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron
pada fotosistem P 700 itu
-
Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak
proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan
gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama
kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP. OK
-
Dari rantai transpor, elektron kembali ke
fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I
dapat kembali melaksanakan fungsinya lagi
-
Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa
bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.
Fotofosforilasi Nonsiklik
-
Reaksi
fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua
fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II.
-
Dalam fotofosforilasi
nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak
kembali lagi ke fotosistem II.
-
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ +
1/2O2 + 2e-.
-
Dua elektron dari molekul air tersimpan di
fotosistem II,
-
Sedang ion H+ akan digunakan pada reaksi yang
lain
-
dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
-
Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua
elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor
elektron primer.
-
Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi
defisiensi elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil
penguraian air tadi.
-
Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai
transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon,
komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I,
tepatnya di P700.
-
Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan
"skema Z".
-
Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua
elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP,
yang kemudian menghasilkan ATP.
-
Sesampainya di fotosistem I, dua elektron
tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari.
-
Kemudian elektron itu bergerak ke molekul
akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua
elektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari
penguraian air.
-
Dengan bantuan suatu enzim bernama
Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut
menjalani suatu reaksi:
NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH
-
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan
digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan
fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu sebagai
berikut
b. Reaksi Gelap
-
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari
reaksi terang dalam fotosintesis.
-
Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi
gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma.
-
Energi reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang
dihasilkan dari reaksi terang, dan bahan reaksi gelap adalah CO2 yang diikat oleh RuBP yang ada di daun melalui
stoma , CO2 ini berasal dari udara bebas.
-
Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa
(C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme.
-
Untuk membentuk molekul Glucosa (dengan 6 C)
diperlukan 6 molekull CO2 , 12 ATP dan 12 atom H yang diikat oleh koenzim NADP
menjadi 12 NADPH
-
Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan
Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
-
Salah satu substansi penting dalam proses ini
ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa
fosfat.
-
Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka
dihasilkan ribulosa difosfat (RDP/ RuBP). Ribulosa difosfat / biphospat
ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap.
-
Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi
tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi. dan tentu sintesa
untuk membentuk Glukosa
-
Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat
mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak
stabil
-
6 molekul beratom C6 yang tidak stabil itu
kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam
fosfogliserat (APG/PGA).
-
Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat
tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat (PGA 1.3
biphosphat).
-
Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam
fase reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian
berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL)
yang beratom 3C.
-
Selanjutnya terjadi sintesa , 2 molekul
fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul
glukosa yang beratom 6C (C6H12O6).
-
10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa
kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa
difosfat.(RDP/RuBP)
-
Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid
berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat,
maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP),
-
RDP/RuBP kemudian kembali akan mengikat CO2 lagi
, begitu setrusnya.
-
Dalam fotosynthesis kebutuhan karbon dioksida
(CO2) pada reaksi gelap , akan dipenuhi dari udara yang masuk melalui stomata
tanaman
-
Pada kebanyakan tanaman, fotosintesis
berfluktuasi sepanjang hari sebagai stomata membuka dan menutup.
-
Biasanya, stomata terbuka di pagi hari, menutup
pada tengah hari, membuka kembali di sore hari, dan ditutup untuk baik di malam
hari.
-
Karbon dioksida yang berlimpah di udara,
sehingga tidak menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman.
-
Pada sistem penanaman tanaman dengan Greenhouse
tertutup rapat mungkin tidak cukup memungkinkan udara luar untuk masuk dan
dengan demikian mungkin kurangnya karbon dioksida yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman.
-
Karbon dioksida generator digunakan untuk
menghasilkan CO2 di rumah kaca untuk tanaman komersial seperti mawar, anyelir,
dan tomat.
-
Dalam rumah kaca rumah yang lebih kecil, es
kering adalah sumber yang efektif dari CO2.
Dengan
terbentuknya Glukosa sebagai hasil akhir Fotosintesis, akan dirubah menjadi
Amylum dan kemudian dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk karbohidrat . Supaya
tidak setengah setengah memahaminya Karbohidrat ini di kelompokkan menjadi
berbagai bentuk yaitu berdasarkan gugus gulanya. dan tentu secara pasti apapun
bentuknya karbohidrat itu mutlak berasal dari Hasil fotosintesis Tumbuhan. Berdasar
panjang rantai karbon, karbohidrat dibagi 3, yaitu:
1)
Monosakarida
Merupakan karbohidrat yang tidak
bisa dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana dibagi menjadi triosa,
tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa. Heksosa dalam tubuh antara lain glukosa,
galaktosa, fruktosa dan manosa.
2)
Oligosakarida
Menghasilkan 2 - 6 monosakarida
melalui hidrolisis. Oligosakarida yang penting dalam tubuh adalah disakarida
yang menghasilkan 2 monosakarida jika dihidrolisis, contoh disakarida antara
lain: sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula gandum).
Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hidrolisis laktosa
menghasilkan galaktosa dan glukosa. Hidrolisis maltosa menghasilkan dua molekul
glukosa.
3)
Polisakarida
Menghasilkan lebih dari 6
monosakarida melalui hidrolisis. Contoh: pati, glikogen, selulosa, dekstrin.
C. Proses Pencernaan Karbohidrat
Karbohidrat yang
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja secara
langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke
peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang
lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan
proses pencernaan karbohidrat.
Dalam proses
pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana
akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati amilase,atau
ptyalin, dan enzim enzim pengubah disakharida-disakharidase. Monosakharida
merupakan karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus. Didalam mulut ,
makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat yang diperoleh
mempunyai kandungan zat pati dan zat gula(malthosa-sukrosa-laktosa). Dengan
adanya amylase (ptialin) yang bercampur dengan makanan didalam mulut,pati
dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan
terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan
bereaksi asam, pati sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus
dandinding usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau
enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida.
Didalam usus berlangsung pemecahan :
1.
sukrosa———-fruktosa + glukosa, oleh enzim
intestinsukrase
2.
maltose———-glukosa + glukosa, oleh enzim
intestinal maltase
3.
laktosa ———galaktosaa+glukosa, oleh enzim
intestinal laktosa
Kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung
pada tidak terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah
berserat,berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun
kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%.
Tujuan
akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi
ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat
diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus.Pencernaan karbohidrat
kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus halus.
Pencernaan
karbohidrat :
1. Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di
mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan dikunyah bercampurn dengan
ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi
bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup
lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa.Enzim amilase ludah bekerja
paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.Bolus yang ditelan masuk ke dalam
lambung.
2.
Usus Halus
Pencernaan
karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej sel-sel
mukosa usus halus bnerupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida
oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
Maltase
Maltosa 2 mol glukosa
Sukrase
Sakarosa 1 mol glukosa + 1
mol fruktosa
Laktase
Laktosa 1 mol glukosa +
1 mol galaktosa
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan
galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh
sistem sirkulasi darah melalui vena porta.Bila konsentrasi monosakarida di
dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara
pasif atau fasilitatif.Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara
aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.
3.
Usus Besar
Dalam
waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan
sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar.Sisa-sisa
pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh
mikroorganisma di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi
adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa pada
mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan
fruktan.
Produk
utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida,
hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti
asam asetat, asam propionat dan asam butirat.
Penyerapan
Karbohidrat :
Setelah
melewati fase digestif, karbohidrat yang berada dalam bentuk monosakarida
(glukosa,galaktosa, dan fruktosa) selanjutnya akan diserap. Monosakarida ini
akan disalurkan melalui selabsorptif usus, atau bisa juga disebut membran brush
border. Proses penyerapan ini dapat dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase dari
lumen ke sel epitel dinding usus pada sisi lumen/mukosa, dan fase dari sel
epitel ke darah kapiler (sisi kontralumen/serosa).
Molekul
monosakarida bersifat polar sehingga tidak dapat berdifusi menembus lapisan
bifosfolipid pada membran sel. Sehingga monosakarida masuk ke dalam sel
absorptif melalui pengikatan dengan protein transpor (protein yang menembus
membran).
Pada
fase pertama terdapat 2 jenis protein transpor. Transpor aktif untuk glukosa
dan galaktosa dilakukan oleh transporter glukosa dependen-Na+. Pada
transporter ini, glukosa dari lumen usus (pada kondisi berlawanan dengan
gradien konsentrasi) masuk ke dalam sel bersama-sama dengan masuknya Na+.
Peningkatan konsentrasi Na+ dalam sel yang terjadi membutuhkan
mekanisme pengeluaran Na+ dengan pompa Na-K yang
membutuhkan ATP yang terdapat pada sisi serosal (darah), maka disebut transpor
aktif sekunder. Transpor pasif dilakukan oleh transporter glukosa fasilitatif,
dengan GLUT 5 yang sangat aktif untuk fruktosa.Transpor pasif juga terjadi
pada glukosa dan galaktosa apabila konsentrasi glukosa dan galaktosa lebih
tinggi pada lumen usus dibandingkan pada sel absorptif. Pada fase kedua
transpor yang terjadi adalah transpor pasif dengan GLUT 1 untuk glukosa,
galaktosa, maupun fruktosa, selanjutnya monosakarida akan ditranspor ke hati
kemudian memasuki sirkulasi umum hingga mencapai jaringan perifer.
D. Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme
merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme
total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel
mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup
tidak dapat bertahan hidup.
Pada proses
pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis (penguraian dengan
menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan
menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.
Ketika makanan
dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim ptialin
(suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut).
Enzim ini menghidrolisis pati (salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan
gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul
glukosa.makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin
tidak lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan
ditelan.
Sekalipun
makanan tidak berada cukup lama dalam mulut untuk dipecah oleh ptialin menjadi
maltosa, tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam
setalah makanan memasuki lambung, yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat
yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur
dihambat oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung. Hal ini dikarenakan
ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah
4,0.
Setelah makan
dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua belas jari),makanan
kemudian bercampur dengan getah pankreas. Pati yang belum di pecah akan dicerna
oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas. Sekresi pankreas ini
mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan α-amilase pada air liur, yaitu
memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya. Namun,pati pada
umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya sebelum melewati lambung.
Hasil akhir
dari proses pencernaan adalah glukosa, fruktosa, glaktosa, manosa dan
monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui
dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Karbohidrat setelah dicerna di usus,
akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida
dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya
dibawa ke sel jaringan
tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Di dalam hati,
monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa
oleh aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur kadar
glukosa dalam darah atas bantuan hormon insulin
yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah
meningkat, sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik.
Sebaliknya, jika banyak kegiatan maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini,
glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP).
Faktor yang penting dalam kelancaran kerja tubuh adalah kadar glukosa dalam darah.
Kadar glukosa di bawah 70 mg/100 ml disebut
hipoglisemia.Adapun di atas 90 mg/100 ml disebut hiperglisemia.Hipoglisemia
yang serius dapat berakibat kekurangan glukosa dalam otak sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran (pingsan).
Hiperglisemia merangsang
terjadinya gejala glukosuria, yaitu
ketidakmampuan ginjal untuk menyerap kembali glukosa yang telah mengalami
filtrasi melalui sel tubuh. Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu:
1. Hormon insulin,
dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam darah;
2. Hormon adrenalin,
dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan kadar glukosa dalam darah.
Karbohidrat
siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida. Energi yang
dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP).
Glukosa
merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat
makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosalah
karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk
karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar
metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan
bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan
fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk
asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid kompleks
tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein serta
proteoglikan.
Peristiwa
yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap adalah Metabolisme
Intermediat .Jadi metabolisme intermediat mencakup suatu bidang luas yang
berupaya memahami bukan saja lintasan metabolik yang dialami oleh masing-masing
molekul, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur arus metabolit
melewati lintasan tersebut.
Metabolisme
karbohidrat pada manusia terutama:
1. Glikolisis,
yaitu oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan asam laktat melalui
Embden-Meyerhof Pathway (EMP).
2. Glikogenesis,
yaitu sintesis glikogen dari glukosa.
3. Glikogenolisis,
yaitu pemecahan glikogen, pada hepar hasil akhir adalah glukosa, sedangkan di
otot menjadi piruvat dan asam laktat
4. Siklus
Krebs atau siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat adalah suatu jalan bersama dari
oksidasi karbohidrat, lemak dan protein melalui asetil-Ko-A dan akan
dioksidasikan secara sempurna menjadi CO2 & H2O.
5. Heksosa
Monofosfat Shunt atau siklus pentosa fosfat adalah suatu jalan lain dari
oksidasi glukosa selain EMP dan siklus Krebs.
6. Glukoneogenesis,
yaitu pembentukan glukosa atau glikogen dari zat-zat bukan karbohidrat.
7.
Oksidasi asam piruvat menjadi asetil
Ko-A, yaitu lanjutan dari glikolisis serta menjadi penghubung antara glikolisis
dan siklus Krebs
Lintasan metabolisme
dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1.
Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis
senyawa pembentuk struktur dan mesin tubuh.Salah satu contoh dari
kategori ini adalah sintesis protein.
2.
Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang
melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur
ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.
3.
Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat
pada persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung
antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik.Contoh dari lintasan ini adalah
siklus asam sitrat.
Terdapat
beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai katabolisme
maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme
karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP.
b.
Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
c.
Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam
sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
d.
Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita
maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa
(disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan
energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka
karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi
jangka panjang.
e.
Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi,
maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
f.
Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga
habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus
digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru)
karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang
selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
E. Katabolisme Karbohidrat
Katabolisme karbohidrat meliputi
proses pemecahan polisakarida menjadi monosakarida dan pemakaian glukosa
(monosakarida) dalam proses respirasi untuk menghasilkan energi dalam bentuk
ATP.
Pemecahan polisakarida menjadi
disakarida seperti glukosa, galaktosa, dan fruktosa terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Di dalam mulut,
enzim ptialin yang terdapat dalam air ludah akan menghidrolisis pati menjadi
maltosa yang merupakan disakarida glukosa. Di dalam usus dua belas jari, getah
pankreas yang mengandung enzim amilase juga akan menghidrolisis pati seperti
enzim ptialin. Kemudian, disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltosa) dan polimer
glukosa akan dipecah menjadi monosakarida oleh empat enzim yaitu laktase,
sukrase, maltase, dan destrinase. Laktosa dipecah menjadi molekul glukosa dan
galaktosa. Sukrosa dipecah menjadi molekul glukosa dan fruktosa. Maltosa akan
dipecah menjadi molekul-molekul glukosa.
1. Proses Glikolisis
Glikogen
adalah molekul polisakarida yang tersimpan dalam sel-sel hewan bersama dengan
air dan digunakan sebagai sumber energi. Ketika
pecah di dalam tubuh, glikogen diubah menjadi glukosa, sumber energi yang
penting bagi hewan. Banyak penelitian telah dilakukan pada glikogen dan
perannya dalam tubuh ,sejak itu glikogen diakui sebagai bagian penting dari
sistem penyimpanan energi tubuh.
Glikolisis adalah.sebuah.rangkaian reaksi biokimia dimana glukosadioksidasi menjadi molekul asam piruvat.Glikolisis adalah salah satu
proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai
variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses
glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan
dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang
dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine
triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH.
1.
Terjadi
dalam semua sel tubuh manusia
2.
Degradasi
an-aerob glukosa menjadi laktat
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua
sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi:
1.
asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2.
asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme
glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk
dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).Selain itu glikolisis juga
menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis
yang menghasilkan laktat adalah:
Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan
glikolisis adalah sebagai berikut:
2. Oksidasi piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi
(dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang terjadi di dalam
mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang
bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan
dengan membran interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama
kompleks piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks µ-keto glutarat
dehidrogenase pada siklus asam sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari
senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi
piruvat adalah sebagai berikut:
1.
Dengan
adanya TDP (thiamine
diphosphate), piruvat didekarboksilasi
menjadi derivate hidroksietil
tiamin difosfat terikat enzim oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2.
Hidroksietil tiamin difosfat akan
bertemu dengan lipoamid
teroksidasi, suatu kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase
untuk membentuk asetil
lipoamid, selanjutnya TDP lepas.
3.
Selanjutnya
dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah
menjadi asetil KoA, dengan
hasil sampingan berupa lipoamid
tereduksi.
4.
Siklus
ini selesai jika lipoamid
tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein, yang mengandung FAD, pada
kehadiran dihidrolipoil
dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+,
yang akhirnya memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi.
Piruvat + NAD+ +
KoA → Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
3. Glukogenesis dan Glikogenolisis
Tahap pertama
metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat.Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.Akhirnya asetil KoA
masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi
jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna
makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan
energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen.
Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan
bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum
pada tumbuhan.Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang
melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada
hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat
kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer µ-D-Glukosa
yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi
sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di
dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa
darah, khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa,
hampir semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya
terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan
lama.
Rangkaian proses
terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1.
Glukosa mengalami
fosforilasi menjadi glukosa
6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis).
Di otot reaksi ini
dikatalisir oleh heksokinasesedangkan
di hati oleh glukokinase.
2.
Glukosa 6-fosfat diubah
menjadi glukosa 1-fosfat dalam
reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa
6-fosfat Enz +
Glukosa 1,6-bifosfat « Enz-P + Glukosa 1-fosfat
3.
Selanjutnya glukosa
1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc).
Reaksi ini dikatalisir oleh enzimUDPGlc
pirofosforilase.
UTP + Glukosa
1-fosfat ↔ UDPGlc + PPi
v Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet
tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan
glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis
seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian.
Untuk memutuskan ikatan
glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk
proses fosforolisis rangkaian 1à4 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil
terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan
sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi
cabang 1à6.
(C6)n + Pi → (C6)n-1 +
Glukosa 1-fosfat
Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai
katalisator pemindahan unit
trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1→6 terpajan.Hidrolisis ikatan 1→6 memerlukan
kerja enzim enzim pemutus cabang
(debranching enzyme) yang spesifik.Dengan pemutusan cabang
tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.
v Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi
jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi.Maka tubuh adalah
menggunakan lemak sebagai sumber energi.Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan
bahwa glukoneogenesis adalah
proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari
lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur
glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
a. Lipid terpecah menjadi
komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi
menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s. Sementara
itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
b. Untuk protein, asam-asam
amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
4. Siklus Asam Sitrat
Siklus ini juga sering
disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di
dalam mitokondria.Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan
katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang
pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang
tersedia dari bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada
dalam bentuk asetil-KoA (CH3-CO~KoA, asetat aktif), suatu ester
koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir
bersama untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.Hal ini terjadi karena
glukosa, asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau
intermediat yang ada dalam siklus tersebut.
Selama proses oksidasi
asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk
hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik.
Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat
sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan
tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan
total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam
sitrat terletak di dalam matriks
mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan
dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur
ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di
dalam membran interna mitokondria.
Respirasi
Pemakaiana glukosa (monosakarida)
dalam respirasi merupakan cara sel untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP.
Respirasi dibagi menjadi dua yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
a. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan
peristiwa pembakaran zat yang melibatkan oksigen dari pernapasan. Oksigen akan
digunakan sebagai penerima elektron terakhir dalam pembentukan ATP. Respirasi pada
tingkat organisme berupa pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam
alveolus paru-paru. Sedangkan resprasi pada tingkat sel terjadi di dalam
mitokondria. Berikut ini adalah reaksi singkat yang terjadi selama respirasi
aerob.
675 kalori = 36 ATP
|
Respirasi
aerob terbagi menjadi tiga tahap yaitu glikolisis, siklus krebs, dan sistem
transpor elektron.
Glikolisis terjadi
di dalam sitoplasma. Di tahap ini terdapat dua langkah reaksi yaitu langkah
memerlukan energi dan melepaskan energi. Awalnya dibutuhkn 2 ATP untuk
mentransfer gugus fosfat ke glukosa, sehingga glukosa memiliki simpanan energi
yang lebih tinggi untuk reaksi pelepasan energi nantinya. Jadi, glikolisis
adalah reaksi pelepasan energi yang memecah 1 molekul glukosa atau monosakarida
yang llain menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP.
Siklus krebs
merupakan tahap kedua respirasi aerob. Tahapnya adalah 2 molekul asam piruvat
yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki mitokondria.
Siklus ini terjadi di dalam mitokondria. Reaksi ini akan melepaskan 2 molekul
karbon dioksida, 3 NADH, 1 FADH2, dan1 ATP.
Reaksi ini
terjadi dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi 2 asam
piruvat. Jadi, reaksi siklus krebs pada tahap kedua akan menghasilkan 6 NADH,
2 FADH2,
dan 2 ATP.
Sistem transpor elektron terjadi
di bagian membran dalam mitokondria. NADH dan FADH2 yang dihasilkan
dari siklus krebs dan glikolisis memberikan elektron H+ ke
sistem transpor elektron. H+ akan dipompa ke luar dari
membran dalam mitokondria. Konsentrasi H+ di luar
membran dalam mitokondria menimbulkan gradien elektron antara bagian luar dan
bagian dalam membran dalam mitokondria. Akibatnya, ion H+ kembali
menuju bagian dalam membran dalam mitokondria melalui ATP sintase. ATP sintase
merupakan protein yang menempel di membran dalam mitokondria. Aliran H+ melaluui
protein transpor ini memacu pembentukan ATP dari ADP dan fosfat. Oksigen bebas
menjaga pembentukan ATP terus berjalan, yaitu dengan menerima elektron yang
dilepaskan pada akhir sistem transpor elektron. Oksigen akan bergabung
dengan H+ menjadi H2O. ATP yang dihasilkan
sebanyak 32 ATP.
b. Respirasi Anaerob
Respirasi
anaerob merpakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima
elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Substrat yang digunakan di sini
adalah glukosa. Respirasi aerob siebut juga dengan reaksi fermentasi.
Fermentasi merupakan suatu
reaksi yang menghasilkan 2 ATP, 2 NADH, dan 2 molekul asam piruvat dari
pemecahan glukosa. Pada reaksi fermentasi, pemecahan glukosa menjadi karbon
dioksida dan air tidak terjadi sempurna sehingga ATP yang dihasilkan lebih
sedikit dibanding ATP hasil dari glikolisis. Pada umumnya fermentasi disebabkan
oleh berbagai macam mikroorganisme atau bisa juga terjadi secara alami seperti
yang terjadi pada otot manusia.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Metabolisme
merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Makhluk hidup mendapatkan energi yang berguna secara
biologis dari makanan merupakan fungsi utama semua jenis hewan. Fungsi tersebut
dicapai dengan aktivitas sejumlah besar katalis biologis yang disebut enzim,
yang mengerjakan urutan reaksi kimia dimana dihasilkan adeno triposphat, ATP
dan senyawa-senyawa kaya energi lainnya.
Metabolisme dalam
tubuh makhuk hidup dibedakan menjadi 2, yaitu :
-
Anabolisme adalah reaksi penyusunan
molekul sederhana menjadi molekul yang lebih komplek dengan memerlukan energi.
Contoh reaksi anabolisme meliputi : fotosintesis, kemosintesis, sintesis
protein, glukoneogenesis, glikogenesis dll.
-
Katabolisme adalah reaksi yang sifatnya
memecah ikatan kimia yang komplek menjadi ikatan yang lebih sederhana dengan
melepaskan energi. Contoh
reaksi katabolisme meliputi : respirasi aerob, respirsi anaerob (fermentasi),
glikolisis, lipolisis, proteolisis, glikogenolisis .
-
Reaksi anabolisme dan katabolisme sangat
berkaitan dengan energi. Pada reaksi anabolisme terjadi penyimpanan energi,
sedangkan pada reaksi katabolisme terjadi pembebasan energi. Pada peristiwa ini
dikenal istilah khusus, yaitu eksergonik dan endergonik. Reaksi
eksergonik adalah reaksi yang menghasilkan atau membebaskan energi. Reaksi
endergonik adalah reaksi yang memerlukan energi dalam bentuk panas. Reaksi
semacam ini disebut teaksi endoterm. Energi untuk gerak berupa molekul
berenergi tinggi, yang disebut molekul ATP. Molekul tersebut berasal dari
penggabungan glukosa melalui reaksi kimia yang panjag dan kompleks. Glukosa
sendiri dikenal sebagai sumber energi yang mengandung energi ikatan kimia dan
berasal dari proses transformasi energi matahari.
Transformasi energi dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
Pertama, energi matahari
yang ditangkap oleh klorofil pada tumbuhan hijau diubah menjadi energi kimiawi
melalui proses fotosintesis. Energi kimiawi digunakan untuk sintesis
karbohidrat dan molekul kompleks lainnya dari CO2 dan H2O.
Energi radiasi matahari yang berbentuk energi kinetik diubah menjadi bentuk
energi potensial. Energi kimiawi disimpan dalam molekul karbohidrat dan bahan
makanan lainnya sebagai energi ikatan yang menghubungkan atom-atom bakunya.
Kedua, energi kimiawi dari
karbohidrat dan molekul-molekul lain diubah menjadi energi dari ikatan fosfat yang
kaya energi melalui respirasi sel. Transformasi energi berlangsung dalam
mitokondria.
Ketiga, energi terlepas
bila energi kimiawi dari ikatan fosfat digunakan oleh sel untuk melakukan
kegiatan, seperti kerja mekanik kontraksi otot, kerja listrik meneruskan impuls
saraf, dan kerja kimiawi serta mensintesis molekul-molekul untuk pertumbuhan.
Jika transformasi ini berlangsung, akhirnya energi mengalir ke sekelilingnya
dan hilang sebagai panas.
Reaksi kimiawi dalam sel-sel tubuh
tidak terhitung banyaknya. Dapat dikatakan bahwa apa pun wujud kegiatan
biologik yang kita saksikan, baik yang dikenal sebagai pertumbuhan,
perkembangan, perkembangbiakan, sekresi, ekskresi, dan sebagainya, sernuanya
dengan proses kimia yang ribuan banyaknya. Istilah metabolisme berkaitan dengan
totalitas proses kimia dalam tubuh organisme. Peta metabolisme adalah suatu
bentuk ilustrasi organisasi metabolisme, yang menyangkut unsur-unsur proses
metabolisme, kedudukannya satu dengan yang lain, juga unsur-unsur yang
berproses serta perannya, dan faktor luar yang berpengaruh.
Pembentukan Karbohidrat
Melalui Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari
karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar
matahari. Robert Meyer (1845) mengemukakan bahwa fotosintesis
merupakan proses biokimia yang sangat penting karena selama proses tersebut
energi radiasi dikonversi menjadi energi kimia yang bermanfaat bagi proses
kehidupan.
Proses fotosintesis = proses anabolisme karbohidrat
Daftar Pustaka
KATABOLISME
KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK DAN HUBUNGANNYA . (2012, Juni 12). Dipetik April 24, 2015, dari
Biologi Sel dan Molekurel: www.biologiseldanmolekurel.com
Suwarno.
(2007). Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Departemen Pendidikan.
No comments:
Post a Comment